Kenikmatan
Sesaat, kesengsaraan Abadi
Sering kita kita lihat di TV-TV maupun kita dengar di Radio-radio
penangkapan maupun penggerebekan orang-orang yang mengedarkan “Narkoba” yang
dilakukan oleh pihak kepolisian. Mungkin akan muncul bermacam pertanyaan dalam
diri kita dari tayangan tersebut, “ Apakah “Narkoba” itu? Mengapa mesti
ditangkap orang yang mengedarkannya? Dan masih banyak lagi yang tersembunyi dalam
benak kita rasa penasaran yang terpendam dalam dada. Apalagi bagi anak-anak
muda yang masih mencari identitas diri, dan mempunyai rasa keingintahuan yang
dalam. Akibatnya penayangan penangkapan pengedar “Narkoba” di TV-TV
tidak hanya sebagai pelajaran bahwa “Narkoba” itu tidak baik, tetapi
malah sebaliknya akan muncul rasa penasaran bagaimana bentuknya “Narkoba” itu,
penasaran bagaimana rasanya, dan celakanya keinginan untuk mencoba “Narkoba”
begitu besar.
Mungkin maksud dari penayangan itu adalah untuk
pelajaran bagi kita semua walaupun seringkali justru menjadi ajang promosi “Narkoba”
itu sendiri. Yang perlu kita perhatikan dari semua penayangan itu, seharusnya diimbangi
dengan penjelasan dan penerangan mengenai “Narkoba” itu sendiri.
Sayangnya antara penayangan dan penyuluhan “Narkoba” yang ada tidaklah
seimbang..
“Narkoba” atau sering disebut NAPSA adalah singkatan
dari narkotika, psikotropika zat dan adiktif lainnya. Istilah “Narkoba” mencuat
atau ramai dibicarakan di Indonesia ketika seorang pengusaha muda meninggal
dirumah artis terkenal dan penyebabnya adalah over dosis penyalahgunaan “Narkoba”
pada tahun 1992. Penyalahgunaan “Narkoba” di Indonesia sebetulnya
sudah ada sejak tahun 1969, bahkan pada waktu itu hampir segala macam “Narkoba”
digunakan tidak hanya terbatas opioida.
Proses Terjadinya Penyalahgunaan “Narkoba”
1. Faktor Individu
Ingin tahu rasanya atau ingin coba-coba.
Ingin diterima atau masuk kelompok
tertentu.
Ingin menunjukkan kebebasan atau kedewasaan
atau ikut mode.
Ingin memperoleh kenikmatan dari efek
obat
Ingin menghilangkan rasa sakit atau
ketidaknyamanan yang dirasakan dan percaya bahwa obat dapat mengatasi segala
persoalan.
Ingin mencapai ketenangan yang
maksimal.
Ingin protes atau menyampaikan rasa
tidak puas terhadap sistem atau nilai sosisal yang berlaku.
Ingin mendapat perhatian orang tua.
2. Faktor Lingkungan
Tinggal dilingkungan peredaran atau
pemakaian “Narkoba” .
Bersekolah di lingkungan yang rawan
penyalahgunaan obat.
Bergaul dengan para pengedar dan pemakai.
Kurangnya kontrol sosial masyarakat
terhadap penyalahgunaan “Narkoba” .
meningkatnya mobilitas dan komunikasi
para remaja.
Peranan keluarga yang kurang
harmonis.
Peranan pergaulan atau kelompok
sebaya (peer’s group)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar