SALAM DAMAI SELALU PARA PEJUANG INSOMNIA

Minggu, 18 Mei 2014

Fenomena NARKOBA



Kenikmatan Sesaat, kesengsaraan Abadi
Sering kita kita lihat di TV-TV maupun kita dengar di Radio-radio penangkapan mau­pun penggerebekan orang-orang yang menge­dar­kan “Narkoba” yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Mungkin akan muncul bermacam pertanyaan dalam diri kita dari tayangan ter­sebut, “ Apakah “Narkoba”­ ­itu? Mengapa mes­­­­ti ditangkap orang yang mengedarkannya? Dan masih banyak lagi yang tersembunyi da­lam benak kita rasa penasaran yang terpendam dalam dada. Apalagi bagi anak-anak muda yang masih mencari identitas diri, dan mem­punyai rasa keingintahuan yang dalam. Aki­batnya penayangan penangkapan pengedar “Narkoba” di TV-TV tidak hanya sebagai pela­jaran bahwa “Narkoba” itu tidak baik, tetapi malah sebaliknya akan muncul rasa penasaran bagaimana bentuknya “Narkoba” itu, pena­saran bagaimana rasanya, dan celakanya keinginan untuk mencoba “Narkoba” begitu besar.
Mungkin maksud dari penayangan itu ada­lah untuk pelajaran bagi kita semua walaupun seringkali justru menjadi ajang promosi “Narkoba” itu sendiri. Yang perlu kita perha­tikan dari semua penayangan itu, seharusnya diimbangi dengan penjelasan dan penerangan mengenai “Narkoba” itu sendiri. Sayangnya antara penayangan dan penyu­luhan “Narkoba” yang ada tidaklah seimbang..
“Narkoba” atau sering disebut NAPSA a­da­lah singkatan dari narkotika, psikotropika zat dan adiktif lainnya. Istilah “Narkoba” men­cuat atau ramai dibicarakan di Indonesia ketika seorang pengusaha muda meninggal dirumah artis terkenal dan penyebabnya adalah over dosis penyalahgunaan “Narkoba” pada tahun 1992. Penyalahgunaan “Narkoba” di Indone­sia sebetulnya sudah ada sejak tahun 1969, bahkan pada waktu itu hampir segala macam “Narkoba” digunakan tidak hanya ter­batas opi­oida.



Proses Terjadinya Penyalahgunaan “Narko­ba”
1. Faktor Individu
*Ingin tahu rasanya atau ingin coba-coba.
*Ingin diterima atau masuk kelompok ter­tentu.
*Ingin menunjukkan kebebasan atau kede­wasaan atau ikut mode.
*Ingin memperoleh kenikmatan dari efek obat
*Ingin menghilangkan rasa sakit atau keti­daknyamanan yang dirasakan dan percaya bahwa obat dapat mengatasi segala persoalan.
*Ingin mencapai ketenangan yang maksimal.
*Ingin protes atau menyampaikan rasa tidak puas terhadap sistem atau nilai sosisal yang berlaku.
*Ingin mendapat perhatian orang tua.
2. Faktor Lingkungan
*Tinggal dilingkungan peredaran atau pe­makaian “Narkoba” .
*Bersekolah di lingkungan yang rawan pe­nyalahgunaan obat.
*Bergaul dengan para pengedar dan pema­kai.
*Kurangnya kontrol sosial masyarakat ter­hadap penyalahgunaan “Narkoba” .
*meningkatnya mobilitas dan komunikasi para remaja.
*Peranan keluarga yang kurang harmonis.
*Peranan pergaulan atau kelompok sebaya (peer’s group)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar