Penyakit Parkinson adalah penyakit saraf degeneratif paling
umum kedua setelah penyakit Alzheimer. Penyakit kronis ini biasanya menimpa
orang-orang lanjut usia, meskipun beberapa kasus dapat terjadi pada orang muda.
Meskipun tidak ada obat untuk Parkinson, ada pengobatan untuk mengontrol
gejala-gejalanya. Parkinson terjadi
apabila sel-sel saraf di area substansia nigra di otak yang berfungsi
mengeluarkan dopamin otak, menyelaraskan kendali otot tidak lagi berfungsi dan
sel ini mengalami degenerasi dan berhenti membuat dopamin.
Gejala Parkinson
1.
Gemetar-paling terlihat di
tangan (awalnya di satu sisi). Ibu jari dan jari telunjuk bergetar seperti sedang
menggulirkan pil.
2.
Tungkai kaku.
3.
Tubuh kaku
4.
Gerakan tubuh melambat,
berkurang, sering ragu-ragu ketika memulai sebuah gerakan, misalnya berjalan.
5.
Bicara menggumam dan
patah-patah.
6.
Batuk dan tersedak.
7.
Berliur karena kelebihan
air liur.
8.
Susah tidur, mimpi nyata.
9.
Kaki selalu bergerak.
10.
Depresi.
11.
Sembelit.
12.
Keringat berlebihan.
Obat untuk meningkatkan dopamin otak menjadi andalan
pengobatan, tetapi ada beberapa pilihan lainnya. Tanyakan pada dokter tentang
efek samping. Dokter mungkin akan memberikan obat satu atau lebih di antaranya
levodopa, pramipexole, ropinirole atau selegiline.
Untuk penderita Parkinson harus tetap aktif dan positif semampu Anda, dan selalu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Untuk penderita Parkinson harus tetap aktif dan positif semampu Anda, dan selalu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Diringkas dari buku Ensiklopedia Kesehatan Wanita, Hal
197