SALAM DAMAI SELALU PARA PEJUANG INSOMNIA

Jumat, 30 Mei 2014

Bisul



Bisul adalah pembengkakan menyakitkan pada kulit yang berisi  nanah karena bakteri yang  dibawa dalam hidung menginfeksi folikel rambut. Kebanyakan bisul akan pecah mengeluarkan nanah. Umumnya bisul sembuh dalam 2 minggu.
Gejala
1.       Benjolan kecil merah yang semakin besar begitu terisi nanah.
2.       Rasa sakit dan nyeri di sekitar bisul.
3.       “Mata nanah” putih atau kuning di tengah bisul.
Pengobatan
Bawa penderita ke dokter jika bisul bertahan lebih dari 2 minggu, sangat besar, atau menyakitkan. Dokter akan meresepkan antibiotik oral untuk membersihkan infeksi dan membuat irisan kecil untuk mengeluarkan nanah. Jika lain hari bisul tetap tumbuh, dokter akan meresepkan krim antibiotik untuk dioleskan di dalam hidung. Dokter mungkin juga akan menyarankan mandi dengan sabun antiseptik dan menyarankan menambahkan beberapa tetes antiseptik pada air mandi.
Untuk mempercepat bisul pecah, oleskan pasta magnesium sulfat pada bisul dan tutup dengan plester. Saat bisul pecah, usap nanah dengan kapas yang direndam dalam larutan antiseptik dan tutupi kulit dengan plester perekat.
Diringkas dari buku Ensiklopedia Kesehatan Anak, Hal 233

Minggu, 18 Mei 2014

Luka Bakar Parah


Prioritas utama adalah menghentikan pembakaran. Segera panggil ambulans dan rawat cedera apapun yang terkait jika anda bisa dan minimalkan resiko infeksi.
1.       Dinginkan Luka
Tuang air dingin atau cairan lainnya dalam jumlah banyak pada luka bakar selama 10 menit atau lebih untuk mendinginkan luka bakar dan meringankan rasa sakit. Jangan berlebihan mendinginkannya, karena dapat menyebabkan hipotermia. Panggil ambulans secepat mungkin.
2.       Cari bantuan Medis
Bantu pasien berbaring dan cegahlah area terbakar agar tidak menyentuh lantai
3.       Gunting Pakaian
Dengan lembut bukalah sepatu, ikat pinggang, atau jam tangan pasien sebelum jaringan membengkak. Gunakan gunting berujung tumpul untuk memotong pakaian terbakar, kecuali yang menempel pada kulit.
4.       Balut Luka
Lindungi cedera dari infeksi dengan perban steril, jangan gunakan losion atau plester untuk luka bakar. Jika tidak memiliki perban, gunting seprai bersih untuk membalut. Jangan membalut luka bakar di wajah karena dapat menyebabkan stres dan membuat sulit bernapas.
5.       Periksa Cedera Lain
Periksa kalau ada cedera luka lain. Tenangkan pasien sampai bantuan medis tiba.
Diringkas dari buku Ensiklopedia Kesehatan Anak, Hal 340

Fenomena NARKOBA



Kenikmatan Sesaat, kesengsaraan Abadi
Sering kita kita lihat di TV-TV maupun kita dengar di Radio-radio penangkapan mau­pun penggerebekan orang-orang yang menge­dar­kan “Narkoba” yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Mungkin akan muncul bermacam pertanyaan dalam diri kita dari tayangan ter­sebut, “ Apakah “Narkoba”­ ­itu? Mengapa mes­­­­ti ditangkap orang yang mengedarkannya? Dan masih banyak lagi yang tersembunyi da­lam benak kita rasa penasaran yang terpendam dalam dada. Apalagi bagi anak-anak muda yang masih mencari identitas diri, dan mem­punyai rasa keingintahuan yang dalam. Aki­batnya penayangan penangkapan pengedar “Narkoba” di TV-TV tidak hanya sebagai pela­jaran bahwa “Narkoba” itu tidak baik, tetapi malah sebaliknya akan muncul rasa penasaran bagaimana bentuknya “Narkoba” itu, pena­saran bagaimana rasanya, dan celakanya keinginan untuk mencoba “Narkoba” begitu besar.
Mungkin maksud dari penayangan itu ada­lah untuk pelajaran bagi kita semua walaupun seringkali justru menjadi ajang promosi “Narkoba” itu sendiri. Yang perlu kita perha­tikan dari semua penayangan itu, seharusnya diimbangi dengan penjelasan dan penerangan mengenai “Narkoba” itu sendiri. Sayangnya antara penayangan dan penyu­luhan “Narkoba” yang ada tidaklah seimbang..
“Narkoba” atau sering disebut NAPSA a­da­lah singkatan dari narkotika, psikotropika zat dan adiktif lainnya. Istilah “Narkoba” men­cuat atau ramai dibicarakan di Indonesia ketika seorang pengusaha muda meninggal dirumah artis terkenal dan penyebabnya adalah over dosis penyalahgunaan “Narkoba” pada tahun 1992. Penyalahgunaan “Narkoba” di Indone­sia sebetulnya sudah ada sejak tahun 1969, bahkan pada waktu itu hampir segala macam “Narkoba” digunakan tidak hanya ter­batas opi­oida.



Proses Terjadinya Penyalahgunaan “Narko­ba”
1. Faktor Individu
*Ingin tahu rasanya atau ingin coba-coba.
*Ingin diterima atau masuk kelompok ter­tentu.
*Ingin menunjukkan kebebasan atau kede­wasaan atau ikut mode.
*Ingin memperoleh kenikmatan dari efek obat
*Ingin menghilangkan rasa sakit atau keti­daknyamanan yang dirasakan dan percaya bahwa obat dapat mengatasi segala persoalan.
*Ingin mencapai ketenangan yang maksimal.
*Ingin protes atau menyampaikan rasa tidak puas terhadap sistem atau nilai sosisal yang berlaku.
*Ingin mendapat perhatian orang tua.
2. Faktor Lingkungan
*Tinggal dilingkungan peredaran atau pe­makaian “Narkoba” .
*Bersekolah di lingkungan yang rawan pe­nyalahgunaan obat.
*Bergaul dengan para pengedar dan pema­kai.
*Kurangnya kontrol sosial masyarakat ter­hadap penyalahgunaan “Narkoba” .
*meningkatnya mobilitas dan komunikasi para remaja.
*Peranan keluarga yang kurang harmonis.
*Peranan pergaulan atau kelompok sebaya (peer’s group)

Kamis, 08 Mei 2014

Gigitan Hewan



Gigitan hewan seperti, seperti anjing dan hewan pengerat, akan melukai dan membuat anak terinfeksi, misalnya tetanus.
A.      Gigitan Dangkal : gigitan yang hanya menusuk kulit, anak dapat dirawat di rumah dengan                       aman.
1.       Cuci  Luka
Cuci luka dengan air hangat dan sabun. Bersihkan kotoran dengan membilas luka di bawah air mengalir selama beberapa menit.
2.       Keringkan dan tutup Luka
Keringkan luka dengan tisu bersih, lalu tutup dengan perban steril dan plester sampai sembuh.
B.      Gigitan Dalam : gigitan yang menembus jauh ke dalam jaringan di bawah kulit harus diperiksa oleh tenaga medis.
1.       Kurangi Perdarahan
Pasang bantalan bersih di atas luka dan tekan untuk mengendalikan perdarahan (jika terjadi perdarahan hebat).
2.       Angkat bagian tubuh yang terluka dalam posisi lebih tinggi dari jantung anak untuk mengurangi aliran darah ke luka.
3.       Tutup Luka
Gunakan bantalan bersih atau pembalut steril. Balut dengan erat.
4.       Segera bawa anak ke IGD atau ke dokter untuk mendapatkan suntikan antirabies atau antitetanus.
Diringkas dari buku Ensiklopedia Kesehatan Anak, Hal 335

Jamur Mulut



Infeksi jamur ini sering terjadi pada bayi di bawah 12 bulan.Ini disebabkan oleh jamur Candida albicans, yang hidup secara alami di dalam mulut, tumbuh secara cepat setelah bakteri mulut yang mengendalikannya terganggu oleh zat lain, misalnya antibiotik.
Gejala:
1.       Mulut sakit, membuat bayi enggan menyusu.
2.       Bintik putih atau kuning  krem pada lidah dan selaput mulut.
Pengobatan:
Jika anda menduga bayi mengidap jamur mulut, bawalah segera ke dokter, dokter akan memeriksa dan mengorek selaput dalam mulutnya untuk dianalisis.
Anak akan mendapatkan obat tetes atau gel antijamur untuk dioleskan ke dalam bagian mulut. Untuk mencegah infeksi berulang pastikan anda ekstra hati-hati saat mensterilkan botol dan dot. Untuk ibu-ibu yang menyusui, dokter akan meresepkan krim antijamur  untuk merawat puting susu.
Diringkas dari buku Ensiklopedia Kesehatan Anak, Hal 248